Tahap Penyusunan Proposal
BAB I Pendahuluan
- Berisi latar belakang mengapa topik penelitian (variabel dependen) dipilih.
- Menggambarkan masalah diperkuat dengan fakta berupa data.
- Penyusunan seperti piramida terbalik dari skop yang lebih luas ke skop yang lebih sempit (Contoh: Dunia - Asia - Indonesia - Provinsi).
- Dasar pemilihan variabel independen (dari penelitian sebelumnya).
- Perumusan pertanyaan penelitian.
- Tujuan penelitian: untuk menjawab pertanyaan penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
- Rangkuman teori-teori yang relevan dengan topik penelitian.
- Hasil penelitian lain yang relevan dengan topik penelitian.
- Menjelaskan hubungan variabel dependen dan independen.
- Diakhiri dengan kerangka teori dan kerangka konsep.
- Menjadi rujukan saat membuat bab pembahasan (menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh).
BAB III Metode Penelitian (Kuantitatif)
- Desain penelitian yang digunakan.
- Waktu dan tempat penelitian.
- Populasi dan sampel.
- Definisi operasional.
- Instrumen yang digunakan (valid dan reliabel).
- Manajemen data.
- Jenis analisis data yang digunakan.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pengumpulan Data Riset Kuantitatif
1. Tentukan waktu dan sumber daya yang dimiliki
2. Pertanyaan dan tujuan penelitian spesifik
3. Siapa populasi
4. Siapa sampel
5. Kriteria inklusi dan eksklusi
6. Perhatikan desain penelitian
a. Observasional
- Cross Sectional
- Case Control
- Cohort
b. Eksperimental
Desain Penelitian Cross Sectional
1. Teknik Pemilihan Sampel
a. Random Sampling
- Simple Random Sampling
1) Undian atau menggunakan tabel random
2) Terdapat kerangka sampling
3) Sifat populasi homogen dan sebaran populasi tidak terlalu luas
- Systematic Sampling
1) Sampel pertama dipilih random, berikutnya menurut interval tertentu
- Stratified Random Sampling (antar strata heterogen, dalam strata homogen)
- Cluster Sampling (antar cluster homogen, dalam cluster heterogen)
b. Non-Random Sampling
- Purposive, Quota, Total Sampling
- Hasil tidak dapat digeneralisasi pada populasi, hanya dapat disimpulkan pada sampel
Desain Penelitian Case Control
1. Kasus
a. Tentukan kriteria yang objektif untuk penentuan diagnosa penyakit yang akan diteliti, dan siapa yang akan mendiagnosa.
b. Eligibility Criteria untuk seleksi individu yang akan diteliti
- Untuk membatasi hanya bagi individu yang sama-sama terpapar pada faktor risiko yang diteliti
- Contoh: Penggunaan kontrasepsi oral dan infark miokardium. Maka wanita yang mengkonsumsi obat yang memiliki kontraindikasi dengan kontrasepsi oral seperti penderita diabetes dan wanita yang telah steril tidak bisa dimasukkan sebagai sampel.
c. Sumber Kasus
- Hospital-based bila pencatatan di rumah sakit lengkap
- Community-based
d. Dipilih dengan metode random sampling
2. Kontrol
a. Kontrol tidak hanya berarti bebas dari penyakit yang diteliti, tetapi juga memiliki potensi untuk terpapar faktor risiko yang sama seperti kasus.
b. Kontrol dapat diseleksi dari rumah sakit, biasanya bila kasus dipilih dari rumah sakit untuk menghemat biaya.
c. Kontrol dapat dipilih dari masyarakat di daerah yang sama dengan kasus, dapat dipilih secara random. Kontrol yang lebih memungkinkan adalah teman, tetangga, saudara dari kasus.
d. Dipilih dengan metode random sampling.
e. Matched Sampling dimana kasus dan kontrol disamakan menurut karakteristik tertentu untuk menghindari efek variabel perancu (confounder).
Desain Penelitian Cohort
1. Prospektif atau retrospektif
2. Apa faktor risiko dan outcome yang diteliti dan sumber informasinya
3. Pemilihan kelompok terpapar
4. Pemilihan kelompok tidak terpapar
Contoh: Framingham Study dimulai 1948
a. Untuk menentukan penyebab penyakit kardiovaskular
b. Faktor risiko yang diteliti: TD tinggi, kolesterol, darah tinggi, aktifitas fisik, obesitas, merokok.
c. Masyarakat Framingham dinilai stabil, peneliti dapat dengan mudah menentukan siapa yang memiliki faktor risiko termasuk siapa yang merokok atau tidak
d. Fasilitas kesehatan lokal sangat kooperatif
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada riset kuantitatif:
1. Telaah catatan medis, register, laporan
2. Kuesioner
3. Interview
Kuesioner
1. Kuesioner dengan jawaban tertutup (structured) atau jawaban terbuka (semi-structured)
a. Kuesioner dengan jawaban tertutup:
- Mudah untuk mengelompokkan jawaban
- Menghindari jawaban ambigu
- Mudah dianalisa secara kuantitatif
b. Kuesioner dengan jawaban terbuka:
- Dapat mengakomodasi jawaban yang tidak terdapat pada pilihan yang telah disediakan.
- Responden tidak dipaksa untuk memilih pilihan yang sudah ditentukan.
2. Self-Administered atau melalui pos
Kedua metode ini dapat diterapkan hanya untuk isu yang sederhana, tidak banyak anggota populasi yang buta huruf, bahasa yang digunakan seragam, kerangka sampel populasi tersedia.
a. Self-Administered
- Langsung diisi oleh responden
- Setelah beberapa waktu, peneliti mengambil kembali kuesioner
b. Melalui Pos
- Bila wilayah penelitian luas
- Relatif cepat
- Responden dapat mengisi kuesioner di rumah
- Perlu dilampirkan perangko pengiriman oleh responden
- Kelemahan: responden dapat mengabaikan kuesioner
Interview
- Interview dapat menekan angka non-respon
- Non-respon akan mempengaruhi kualitas data penelitian karena akan menurunkan jumlah sampel
- Non-respon akan menurunkan tingkat presisi
- Harus diantisipasi pada penetapan jumlah sampel minimal
1. Tatap Muka
- Peneliti dapat menggali respon responden sehingga tidak ada missing data
- Peneliti dapat mengklarifikasi langsung pertanyaan yang ambigu
- Dapat berupa pertanyaan yang kompleks dan detil
- Dapat diterapkan pada responden yang buta huruf
- Kelemahan:
a. Memerlukan biaya lebih
b. Interviewer bias
2. Melalui Telepon
- Bila pertanyaan pendek dan tidak menyangkut topik yang sensitif
- Ekonomis
- Responden terbatas
Hal yang harus diperhatikan bila interviewer bukan peneliti:
1. Kualifikasi Interviewer
- Memiliki motivasi
- Friendly, netral, suara jelas
- Pendengar yang baik dan tidak menginterupsi responden ketika berbicara
2. Pelatihan Interviewer
- Mengecek apakah pertanyaan dimengerti oleh interviewer dan responden
- Mengetahui waktu yang diperlukan untuk wawancara
- Dilengkapi panduan wawancara
- Tidak mengarahkan jawaban responden
Contoh:
Anda tidak pernah menderita hipertensi bukan?
Apakah Anda pernah didiagnosa hipertensi?
Hal lain yang perlu diperhatikan:
1. Interviewer harus persisten dalam menghubungi responden, seperti mendatangi kembali bila responden tidak berada di rumah
2. Dapat dibuat janji terlebih dahulu
3. Interviewer berpakaian netral
Contoh: Petugas puskesmas tidak menginterview dengan pakaian kerja
4. Perkenalan diri terlebih dahulu akan meningkatkan angka respon
5. Hindari kehadiran orang ketiga saat interview
Teknik Interview
1. Penyusunan kata dalam kuesioner harus benar
2. Interviewer tidak boleh menambahkan kata-katanya sendiri
3. Cek inkonsistensi responden dengan tidak mengarahkan jawaban, misalnya: bolehkah saya mengeceknya?
4. Meyakinkan responden bahwa tidak ada jawaban yang benar atau salah, responden hendaknya menjawab sesuai apa yang dialaminya
5. Perkataan pada kuesioner dapat diubah tanpa mengubah makna, hanya untuk mencegah missunderstanding
6. Probing diperlukan bila responden sulit untuk menyatakan jawaban pada pertanyaan terbuka
7. Probing hanya untuk membantu responden menjawab atau mengklarifikasi kembali jawaban responden, misalnya: apa yang Anda maksud dengan...?
8. Tutup interview dengan baik
Quality Control saat Pengumpulan Data
1. Cek kuesioner
2. Missing Data
3. Penulisan jawaban yang salah
4. Pengecekan pada tahap pengumpulan data, sehingga kuesioner dapat dilengkapi segera
Persiapan Analisa Data
1. Koding
Koding adalah metode konseptualisasi data kepada beberapa kategori sehingga dapat dianalisa.
Syarat koding:
- Mutually Exclusive
- Komprehensif
- Konsisten
Pengkodean data penelitian kuantitatif dalam bentuk numerik.
2. Data Entry
- Setelah dilakukan pengecekan kuesioner
- Setelah dilakukan pengkodean data
- Dilakukan data di-entry
3. Data Cleaning
Untuk memeriksa:
a. Missing Values
- Sedapat mungkin missing value tidak ada
- Bila ada missing value, harus dijelaskan bagaimana mengatasinya
- Tidak masalah jika jumlah responden minimum tetap terpenuhi
- Missing value yang besar akan mempengaruhi kualitas data
- Kalau dilaporkan, missing value dapat diberi kode 9
b. Pengecekan range data
- Untuk data kontinu (contoh: range umur responden)
- Untuk mengecek koding, contoh: 1 = pria, 2 = wanita, maka tidak boleh ada responden yang diberi kode 3
c. Pengecekan inkonsistensi
- Misalnya penderita kanker prostat berjenis kelamin perempuan
- Jumlah kelahiran 10 tetapi usia 20
Setelah dilakukan data cleaning, tahapan analisa data:
- Lakukan analisa deskriptif terlebih dahulu
- Deskripsi karakteristik responden
- Deskripsi setiap veriabel penelitian
Analisa Bivariat
- Hubungan dua variabel (dependen dan independen)
- Untuk data kontinu lakukan terlebih dahulu tes normalitas data
- Tentukan jenis analisa yang akan dilakukan
Analisa data untuk data normal:
Variabel
1
|
Variabel
2
|
Analisa
|
Kategorikal
2 kategori
|
Kategorikal
2 kategori
|
Chi
square
|
Kategorikal
2 kategori
|
Kontinu
|
Student
t-test
|
Kategorikal
>2 kategori
|
Kontinu
|
ANOVA
|
Kategorikal
2 kategori
|
Kontinu
pada
responden yang sama (sebelum dan sesudah intervensi)
|
Paired
t-test
|
Kontinu
|
Kontinu
(sampel independen)
|
Korelasi
Pearson atau regresi linear
|
Analisa data untuk data tidak normal:
Variabel
1
|
Variabel
2
|
Analisa
|
Kategorikal
2 kategori
|
Kontinu
|
Wilcoxon Rank Sum Test atau
U Mann-
Whitney Test
|
Kategorikal
>2 kategori
|
Kontinu
|
Kruskal-Wallis One
Way ANOVA Test
|
Kontinu
|
Kontinu
pada
responden yang sama (sebelum dan sesudah intervensi)
|
Wilcoxon Rank Sign Test
|
Kontinu
|
Kontinu
(sampel independen)
|
Spearman/Kendall
Rank Correlation
|
Analisa Multivariat
- Untuk melihat hubungan antar variabel dengan mengontrol keberadaan variabel lainnya.
- Regresi logistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar